parmahan.com - Ketika pertama kali saya memutuskan untuk mencoba ternak ayam kampung, salah satu pertanyaan terbesar yang muncul di kepala saya adalah: “Berapa sih modal yang dibutuhkan untuk memulai?”
Waktu itu saya cuma ingin memulai dengan skala kecil—sekitar 100 ekor ayam kampung. Saya pikir ini adalah titik awal yang bagus, dan ternyata banyak juga yang memulai dengan jumlah yang sama.
Nah, setelah menghabiskan beberapa minggu melakukan riset (dan jujur, membuat kesalahan di sana-sini), saya akhirnya berhasil menghitung kisaran modal yang dibutuhkan. Yuk, saya bagikan rincian modal yang bisa jadi panduan kamu kalau tertarik memulai usaha ini!
1. Biaya Bibit Ayam Kampung
Yang pertama dan paling jelas adalah biaya untuk membeli bibit atau anakan ayam kampung. Untuk memulai dengan 100 ekor, kamu butuh bibit ayam umur sehari (DOC - Day Old Chick).
Harga DOC ayam kampung bervariasi tergantung wilayah, tetapi biasanya berkisar antara Rp6.000 hingga Rp10.000 per ekor. Jadi, kalau kita ambil harga tengah-tengah, katakanlah Rp8.000 per ekor, maka total biaya untuk 100 ekor bibit ayam kampung adalah sekitar:
100 ekor x Rp8.000 = Rp800.000.
Tapi ingat, harga ini bisa berubah-ubah, jadi pastikan kamu cek harga terbaru di pasar lokal atau online.
2. Kandang dan Perlengkapan
Ini salah satu area yang sering saya abaikan pada awalnya. Saya pikir kandang bisa dibuat seadanya, tapi ternyata kenyamanan dan keamanan kandang sangat berpengaruh pada keberhasilan peternakan ayam kampung.
Kamu butuh kandang yang nyaman, bersirkulasi udara baik, dan aman dari predator.
Kalau kamu ingin membuat kandang yang sederhana namun tetap fungsional untuk 100 ekor ayam, perkiraan biayanya sekitar Rp1.500.000 hingga Rp3.000.000, tergantung bahan yang kamu pilih.
Saya pribadi memilih menggunakan bambu untuk dinding dan atap dari terpal, dan total biayanya sekitar Rp2.000.000.
Selain itu, jangan lupa juga soal perlengkapan seperti tempat makan, tempat minum, dan lampu penghangat (penting terutama di minggu-minggu awal). Untuk semua perlengkapan ini, saya menghabiskan sekitar Rp500.000.
Jadi total untuk kandang dan perlengkapannya bisa kita hitung sebagai:
Rp2.000.000 (kandang) + Rp500.000 (perlengkapan) = Rp2.500.000.
3. Pakan
Pakan adalah komponen besar dalam anggaran, terutama jika kamu ingin ayam-ayammu tumbuh sehat dan cepat. Ayam kampung terkenal bisa diberi pakan alami seperti hijauan atau dedak, tapi tetap saja kamu perlu memberi pakan pabrikan untuk menyeimbangkan nutrisi mereka.
Untuk 100 ekor ayam kampung, dalam satu bulan pertama, kamu bisa menghabiskan sekitar 2 hingga 3 karung pakan (sekitar 50 kg per karung), dengan harga per karung berkisar Rp350.000.
Jadi, selama masa pemeliharaan yang biasanya sekitar 3 hingga 4 bulan sebelum bisa dipanen atau dijual, kamu akan membutuhkan sekitar 6 hingga 9 karung.
Katakanlah kamu butuh 8 karung selama masa pemeliharaan:
8 karung x Rp350.000 = Rp2.800.000.
Tapi, kamu bisa menekan biaya pakan dengan memberikan alternatif seperti sayuran sisa, jagung, atau sisa-sisa makanan.
4. Obat dan Vitamin
Saya belajar dengan cara yang agak pahit bahwa menjaga kesehatan ayam itu penting. Waktu itu saya kurang memperhatikan kebutuhan vitamin, dan beberapa ayam saya jatuh sakit. Jadi, jangan lupa untuk menyisihkan anggaran untuk vitamin dan obat-obatan.
Biasanya, untuk 100 ekor ayam, kamu bisa mempersiapkan sekitar Rp200.000 hingga Rp300.000 untuk kebutuhan vitamin dan obat-obatan. Ini untuk mencegah penyakit serta memastikan pertumbuhan ayam tetap optimal.
Estimasi biaya obat dan vitamin: Rp250.000.
5. Tenaga Kerja
Kalau kamu mengelola peternakan kecil ini sendiri, tentu biaya tenaga kerja bisa ditekan. Namun, jika kamu memerlukan bantuan, terutama jika ada rencana untuk mengembangkan peternakan ke depannya, anggaran untuk tenaga kerja perlu dipikirkan.
Untuk 100 ekor ayam, saya sendiri masih bisa mengurusnya sendiri dengan bantuan keluarga, jadi tidak ada biaya tenaga kerja tambahan.
Tapi jika kamu ingin memperhitungkan tenaga kerja tambahan, misalnya menggaji seorang pekerja dengan upah harian atau bulanan, bisa dianggarkan sekitar Rp1.000.000 hingga Rp1.500.000 per bulan untuk skala kecil ini.
Total Modal
Sekarang, mari kita rekap semua biaya:
- Bibit Ayam (DOC): Rp800.000
- Kandang dan Perlengkapan: Rp2.500.000
- Pakan: Rp2.800.000
- Obat dan Vitamin: Rp250.000
- Lain-lain (Tak Terduga): Rp500.000
Total estimasi modal untuk 100 ekor ayam kampung:
Rp6.850.000.
Penutup: Tips dari Pengalaman
Kalau ada satu hal yang saya pelajari dari perjalanan ternak ayam ini, adalah pentingnya menjaga keseimbangan antara biaya dan hasil.
Kadang, saya merasa tergoda untuk menekan biaya pakan dengan memberikan makanan seadanya, tapi itu justru berisiko membuat ayam tumbuh lebih lambat atau bahkan sakit.
Satu lagi: jangan abaikan keamanan kandang! Pernah suatu malam, ada kucing liar yang masuk dan mencuri beberapa ayam saya. Setelah itu, saya harus mengeluarkan uang lagi untuk memperbaiki kandang. Jadi, jangan anggap remeh soal ini!
Ternak ayam kampung 100 ekor memang butuh modal, tapi kalau dikelola dengan baik, potensi keuntungannya cukup menggiurkan. Kalau kamu baru memulai, fokus dulu pada kesehatan ayam dan kualitas pakan, karena ini yang akan menentukan hasil akhir.
Selamat mencoba, dan semoga sukses!